Hai...
Kali ini saya akan berbagi tulisan nih..
Ngomong soal bahasa Indonesia pasti ndak lengkap tanpa mengarang.
ini nih hasil kerjaan ku
Teks
Ulasan “Laskar Pelangi”
Orientasi 1 :
Sebuah film drama adalah ragam film yang sebagian besar tergantung pada pengembangan mendalam
karakter realistis yang berurusan dengan tema emosional. Di pusat drama
biasanya satu karakter atau lebih yang bertentangan pada saat yang genting
dalam hidup mereka. Drama sering, namun tidak selalu, memiliki resolusi tragis
atau setidaknya menyakitkan dan menyangkut kelangsungan hidup dalam melewati
beberapa krisis tragis, seperti kematian anggota keluarga, atau perceraian.
Tradisi film drama ini memang sangat tampak pada film “Laskar Pelangi”. Film
layar lebar ini diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata Seman Said Harun yang
verjudul sama.
Orientasi 2 :
Kisah film tersebut dilatar belakangi oleh tantangan
kalangan pinggiran dan perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan
persahabatan dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah
satu pulau terkaya di Indonesia. Cerita dalam film ini dibuat berdasarkan kisah
hidup sang pembuat novel Andrea Hirata mengenai kerasnya perjuangan yang
diwakili oleh Laskar Pelangi sebutan yang diberikan oleh gurunya kepada sepuluh
anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Film ini membawa kita untuk melihat
kondisi kehidupan Pulau Belitung pada pertengahan 1970-an. Dimana PN Timah
masih aktif beroperasi, para karyawan berseragam biru lalu lalang dengan
sepeda, dan orang tua mengantar anak-anak mereka ke sekolah.
Tafsiran
Isi 1 :
Awal cerita dimulai dari adegan Ikal dewasa (Lukman
Sardi) menumpang bus untuk kembali ke kampung halamannya di Desa Gantong, Pulau
Belitung. Sambil menerawang ke luar jendela bus, suara lamunan Ikal membimbing
penonton memahami latar belakang sejarah sosial Pulau Belitong. Seusai adegan
pembuka itu, lamunan Ikal pun kembali pada hari pertama berangkat ke sekolah. Ikal
kemudian bertemu dengan teman – temannya di SD Muhammadiyah, dimana nantinya
mereka akan berteman dan mendapat julukan Laskar Pelangi. Kisah pendidikan
mereka menggambarkan pedihnya perjuangan si miskin menempuh pendidikan.
Terlihat dengan jelas perbedaan antara yang mampu dan kurang mampu pada film
ini.
Tafsiran
isi 2 :
Film ini menyampaikan banyak ajaran moral pada
masyarakat mengenai kondisi yang seringkali terabaikan ataupun diabaikan oleh
masyarakat luas. Banyak sekali amanat yang terkandung dalam film “Laskar Pelangi”
ini. Diantaranya adalah jangan mudah menyerah oleh keadaan, kemiskinan bukan
alasan untuk tidak belajar, jauhi sifat pesimis saat menengadahkan perasaan
kepada orang-orang yang ada di atas kita, bukan berarti kita harus merasa kecil
dan lemah di hadapan mereka. Film ini menawarkan resolusi kondisi prihatin yang
mudah dipahami oleh masyarakat, khususnya orang dewasa. Ikal, salah satu tokoh
film ini harus menggunakan sepatu perempuan karena orang tuanya tak mampu
membelikan sepatu sekolah. Selain itu, ada Harun yang mengalami keterbelakangan
mental serta Lintang yang setiap berangkat sekolah harus bersepeda sejauh 80 Km
dan melewati sarang buaya. Di sisi lain anak yang mampu bersekolah di sekolah
yang jauh lebih baik dapat menikmati hiburan seperti bermain skate, majalah,
dan lain sebagainya.
Tafsiran
isi 3 :
Dalam film yang didasarkan pengalaman pengarang ini,
“Laskar Pelangi” merupakan sebutan yang
cocok. Dimana anak-anak ini memiliki keistimewaan pada karakternya
masing-masing. Permasalahan pada anak-anak ini diperlihatkan sebagai sebuah
nasib yang lebih ditekankan utuk bagaimana seharusnya kita berjuang menghadapi
kondisi dengan terus berusaha. Terlihat pada masalah yang dialami oleh tokoh,
contohnya saat Pak Harfan meninggal dan Bu Mislimah tidak mengajar. Laskar
Pelangi tetap masuk ke sekolah seperti biasa wlaupun sang guru tidak hadir.
Film ini menggambarkan pentingnya usaha tanpa kehilangan semangat.
Tafsiran
Isi 4 :
Kisah inilah yang ingin disampaikanpengarang kepada
penonton. Sebuah kisah yang menghibur sekaligus membuka hati kita untuk melihat
kerasnya sebuah perjuangan. Agar para penonton menjadi peka terhadap kondisi
memprihatinkan yang masih ada terjadi. Agar yang kaya dapat membantu dan yan
miskin dapat terus berjuang tanpa lelah. Dengan demikian kondisi masyarakat
akan membaik dan menciptakan sebuah keseimbangan.
Evaluasi
:
Amat disayangkan film ini berkesan monoton dan hanya
berpusat pada pendidikan di SD Muhammadiyah. Lebih baiknya, beberapa scene yang
ditampilkan harusnya diperpanjang seperti pada saat perkenalan per tokoh dan
pencarian Flo agar film tidak hanya berpusat pada SD Muhammadiyah saja. Namun,
secara keseluruhan film ini dibuat dangan sangat baik. Keinginan kuat para
pengajar membuahkan hasil yang baik. Laskar Pelangi dapat terus belajar di
sekolah walaupun tokoh Lintang terpaksa drop-out karena ayahnya
meninggal dan ia terpaksa menjadi tulang punggung di keluarganya. Selain itu,
pengambilan kisah romansa pada film drama ini merupakan sebuah bumbu yang
menghiasi film ini dengan baik.
Rangkuman
:
Dari uraian
di atas dapat kita simpulkan bahwa fil “Laskar Pelangi” memungkinkan kita
melihat cerita yang didasarkan pada pengalaman pengarang, yang menggambarkan
kondisi prihatin anak-anak kurang mampu di Pulau Belitong. Film ini menawarkan
pesan-pesan moral dan diharapkan menumbuhkan kepedulian para penonton.
Mudah - mudahan bermanfaat